Bapak muda itu tertunduk lemas bahunya berguncang-guncang, airmata menetes jatuh membasahi lantai..."Tuhan tolong selamatkanlah anakku, kumohon," bisiknya lirih. Setelah dia merasa tenang, diapun masuk ke dalam ruang bersalin dimana istrinya sedang beristirahat pasca melahirkan. Didepan pintu dia menatap wajah istrinya dalam-dalam, hatinya gelisah karena tidak tahu bagaimana caranya memberitahukan kepada istrinya mengenai kondisi anak mereka. Sang istri yang merasakan kehadiran suaminya membuka matanya...tersenyum manis "cintaku," panggilnya sambil menjulurkan tangannya yang disambut suaminya. "Cinta, sudah lihat anak kita?, apakah anak kita baik-baik saja?, tadi anak kita tidak menangis..," isak tangis keluar dari mulut istrinya tercinta. Dirangkulnya isrtinya dengan penuh kasih sayang "sshh...tidak apa-apa...anak kita baik-baik saja..sshh..sudah..tenang saja," katanya menghibur istrinya.
Tok..Tok.."maaf pak,bu..sudah waktunya ibu kami pindahkan ke kamar biar bisa beristirahat dengan tenang," dua orang perawat datang untuk memindahkan sang istri ke ruang rawat inap khusus ibu yg melahirkan.
"Oh silahkan suster," sang suami segera bangkit dari tempat tidur dan membantu istrinya pindah ke tempat tidur yang dibawa perawat. Disepanjang lorong rumah sakit sang suami terus memikirkan kondisi anaknya.
Tok! Tok! 2 orang dokter dan 2 perawat memasuki ruangan VIP tersebut "Selamat sore bu, pak," sapa dokter sambil melempar senyum. "Selamat sore dok...bagaimana anak saya dok," sang ibu langsung bertanya tanpa berbasa basi lagi. "Yah, kami datang memang mau menyampaikan tentang kondisi putri ibu dan bapak," kata dokter dengan ramah. Sang ibu tampak terkejut "putri dok?, bukan...putra?." Kedua dokter tersebut saling berpandangan "Iya putri," sahut dokter. "Ah..bagaimana kondisi putri kami dok?," tanya suami menengahi suasana yang tiba-tiba terasa beku. "Biar dokter anaknya yang menerangkan ya pak...makanya kami datang berdua," kata dokter sambil memperkenalkan dokter anak kepada bapak muda itu. "Perkenalkan pak, saya dokter Husain," kata dokter anak sambil menyalami tangan si bapak muda itu. "Saya Johannes, dokter," sahut si bapak muda. "Begini Pak Johanes, anak bapak saat ini kondisinya sudah mulai stabil..hanya saja dia harus kami masukkan kedalam inkubator mengingat berat tubuhnya yg sangat kecil tidak mencapai 2 kg. Anak bapak mengalami flek pada kedua paru-parunya dan jantungnya juga cukup lemah, kami memperkirakan itulah yang menyebabkan putri bapak berat badannya sangat kecil dan mengapa dia terlahir membiru karena kekurangan oksigen yang diakibatkan dari paru-parunya yang sakit," dokter Husain menjelaskan panjang lebar. "Apa maksud dokter dengan paru-paru berflek, bagaimana mungkin bayi yang baru lahir sudah mengalami itu?, saya tidak mengerti dok." Pak Johanes bertanya dengan bingungnya. "Apa anak saya akan selamat dok?," ibu muda bertanya sambil berlinangan airmata. Pak Johanes langsung memeluk istrinya.. menenangkannya. "Mari kita sama-sama berdoa bu, kami juga akan berusaha semampu kami. Saat ini putri ibu sudah kami pakaikan alat bantu pernafasan dan kami juga memantau terus jantungnya. Kalau perkembangannya bagus paling tidak 6 bulan kemudian putri ibu sudah bisa pulang ke rumah," dokter Husain mengakhiri penjelasannya sambil tersenyum. Kedua suami istri tersebut saling bertatapan karena terkejut mendengar penjelasan dokter Husain. "Jadi maksud dokter, kami belum bisa membawa anak kami pulang kalau saya keluar dari rumah sakit nanti?". "Betul bu, karena perawatan untuk paru-parunya harus insentif, dan putri ibu juga berat badannya belum mencukupi untuk dikeluarkan dari inkubator," jelas dokter Husain. "Saya rasa cukup sekian dulu bu, pak. Setiap ada perkembangan akan kami beritahukan kepada bapak dan ibu, Permisi..." Ketika dokter hendak beranjak pergi tiba-tiba "maaf dokter, apakah saya boleh menyusui sendiri putri saya?, " tanya Ny. Johannes ragu. Dokter Husain tersenyum sambil menganggukkan kepalanya "Silahkan bu, memang itu lebih baik," jawab dokter. Dokter Husain dan dokter Ali beserta perawat meninggalkan ruangan.
Seminggu kemudianpun pasangan suami istri itu terlihat meninggalkan rumah sakit tanpa membawa bayi mereka pulang bersama, karena sang bayi masih dalam perawatan intensif di rumah sakit guna memulihkan kesehatannya.Tanpa terasa waktu 6 bulan pun berlalu dan hari ini pasangan suami istri Johannes datang menjemput putri mereka untuk dibawa pulang kerumah. Mereka berdua terlihat sangat gelisah menunggu kedatangan dokter Husain...setelah menunggu hampir sekitar 30 menit akhirnya dokter Husain pun masuk ke ruang prakteknya. Suster memanggil pasangan suami istri ini untuk masuk ke ruangan dokter.
"Pagi dokter," sapa Ny.Johannes sambil tersenyum. "Pagi bu, silahkan," jawab dokter sambil mempersilahkan duduk. "Apa kabarnya bapak dan ibu?," tanya dokter sambil menatap ramah..."Baik-baik saja dok, terima kasih," sahut Pak Johannes. "Hari ini putri ibu dan bapak sudah dapat dibawa pulang ke rumah dengan catatan seminggu sekali harus di bawa kontrol ke rumah sakit untuk melihat perkembangannya
Setelah pasangan kel. Johannes tenang dokter kembali angkat bicara "Satu hal yang perlu saya ingatkan kepada bapak dan ibu, jangan lalai memberikan obat dan vitaminnya dan kalau putri ibu terserang flu atau mengalami demam sedikit saja tolong segera bawa kesini untuk kita periksa dan satu lagi yang perlu ibu dan bapak ketahui, meskipun putri ibu sudah 6 bulan tetapi kondisinya seperti bayi yang baru lahir, tulang-tulangnya masih sangat lemah sehingga belum bisa melakukan apa-apa, mengangkat kepalanya pun dia belum mampu, saya memberitahukan ini agar bapak dan ibu tidak kaget nantinya." jelas dokter Husain. Pasangan suami istri tersebut tidak dapat mengucapkan kata-kata lagi, hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Dokter mengulurkan tangannya menyalami bapak dan ibu Johanes. "Ah, iya..siapa nama putrinya bu?," tanya dokter. "Bintang dok," jawab Bu Johannes sambil tersenyum menatap putrinya. "Bintang, nama yang bagus . nah Bintang sampai ketemu lagi ya," sahut dokter Husain sambil mengelus pipi Bintang.
"Nah Bintang ini rumah Bintang...selamat datang dirumah sayang," bisik mesra Bu Johannes ke Bintang.
Terdengar suara langkah-langkah kecil berlari "Mamaaaaaaaa....mama puyaaaaaaaaaaang," teriak suara anak kecil. Bpk Johannes menyambut putri sulungnya dan membawanya kedalam gendongannya. "Bunga, ini adik Bunga namanya Bintang. Ayo kasih salam sama adik, sayang," kata Bpk Johannes. Mata Bunga membelalak dan mulutnya menganga, dipandanginya mama dan papanya bergantian. "Ini...dede Bunya?, Pelut mama udah cempes ya?," tanya Bunga sambil melihat perut mamanya. "Hahahaha...iya sayang, perut mama sudah kempes karena dede sudah keluar," sahut Bu Johannes. Mulut Bunga membentuk huruf O dan matanya berbinar-binar menatap adiknya. Tangannya terulur menyentuh pipi adiknya "Halo dede Bitang, nanti main-main cama tata Bunya ya? hihihi," suara tawa Bunga yang ceria membuat suasana rumah bertambah ceria.
Dan dimulailah perjalanan hidup Bintang yang penuh dengan lika likunya..................
2 komentar:
keren! keren! mana lanjutannya?
terimakasih. lanjutannya Bab 1 Masa Kecil & Masuk Sekolah & Cemburu?
semoga menyukainya jg...
Posting Komentar